Runtuhnya Pohon Sibau
Penulis : Rini Novianti
Penyunting : Bella Margareta
Korpora.Id,
Kapuas Hulu- Bukit-bukit menjulang, hamparan pohon hijau hampir
menjadi pemandangan setiap hari di kota ini. Deretan rumah warga berjejeran di
sepanjang jalan. Beberapa orang menggunakan perahu sebagai transportasi penyebrangan.
Sungai Kapuas yang begitu panjang semakin menambah asri pemandangan di kota ini.
Pada
sore hari biasanya pemandangan di kota ini begitu indah apalagi dengan penampakan
langit senja yang perlahan berganti malam hari. Burung-burung mulai berterbangan
pulang ke tempatnya, begitu juga dengan
orang-orang yang berlalu-lalang di jalan pulang ke rumah untuk beristirahat
dari pekerjaannya selama berhari-hari."Oh
indahnya, oh jernihnya, sungai Kapuas yak meh nama ya" kira-kira begitulah
sepenggal lirik lagu sungai kapuas. Lagu ini dibuat untuk menunjukkan betapa kagumnya
orang-orang Putussibau dengan kekaguman rupa sungai Kapuas.
Sambil
berbincang-bincang dengan sahabat saya bernama Kerawing, begitu unik namanya, Dia
mengungkapkan bahwa nama itu merupakan pemberian dari orangtuanya dalam bahasa dayak,
arti kerawing adalah bintang yang bersinar. Kami membuka pembicaraan ringan
tentang asal mula penamaan kota Putussibau. Dia mengetahui asal mula penamaan
kota Putusibau dari orangtuanya.
Ternyata
dulu, sungai Kapuas hanya memiliki satu cabang sungai saja, tidak memiliki dua
cabang sungai seperti sekarang. Yang membuat sungai kapuas menjadi dua cabang
karena ada pohon yang sangat besar yang bernama pohon Sibau yang tumbang dan memutuskan
atau membagi sungai kapuas menjadi dua cabang sungai.
Sungai
kapuas adalah salah satu sungai yang menjadi ikon wisata di kota ini, hal
tersebutlah yang membuat nama kota ini diambil dari kata pertama yaitu "Putus"
karena sungai Kapuas terputus atau terbagi menjadi dua cabang sungai dan dari
kata kedua yaitu "Sibau" karena yang memutuskan cabang sungai kapuas
menjadi dua adalah pohon Sibau yang tumbang. Jadilah namanya Putussibau sampai sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar