Penyunting : Yolanda Oktaviani
Dia merupakan seseorang yang berprestasi, dan tak
pelit berbagi ilmu. Fuzy Firda Zhan, itulah namanya. Fuzy merupakan Duta Bahasa
2019 provinsi Kalimantan Barat.
Alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip)
Universitas Tanjungpura tersebut bercerita tentang perjuangannya dalam menuju
sukses meraih gelar sebagai Duta Bahasa. Senyum menyungging dari bibirnya membuat
susasana kian mencair.
“Fuzy mengetahui kompetisi duta bahasa itu sejak tahun
2016, untuk menjadi duta bahasa itu melalui proses yang panjang. Banyak yang
mengajak untuk ikut tapi melihat kemampuan diri sendiri yang belum mumpuni jadi
merasa tidak yakin, padahal mau,” tutur gadis 24 tahun itu.
Namun, pasca hal tersebut dari 2016, 2017, hingga 2018
Fuzy mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan dalam kompetisi tahunan
tersebut. Dimulai dengan harus mampu berbahasa Indonesia yang baik dan benar,
mampu berbahasa daerah, dan bahasa asing setidaknya minimal Bahasa Inggris.
“Yang menarik adalah Fuzy saat itu mulai mengikuti
kursus Bahasa Perancis di Kedai Perancis Untan. Lalu, untuk Bahasa Indonesia,
Fuzy biasakan menulis dan sempat diberikan amanah juga untuk menjadi asisten
dosen,” lanjut Fuzy.
Baginya hal yang paling menantang ialah ketika harus
menampilkan bakat dalam satu sesi selama mengikuti karantina. Dengan mengingat
kembali masa-masa itu, Fuzy menyatakan bahwa keterampilannya dalam bidang seni
itu kurang.
“Fuzy itu keseniannya di bidang lukis, sebenarnya.
Jadi, untuk penampilan Fuzy tidak dapat ide waktu itu. Tetapi akhirnya dapat
saran dari teman-teman bahwa seni lukis ini bisa lho untuk dipertunjukkan.
Akhirnya, ternyata bisa juga…,” tutur Fuzy dengan tersenyum manis.
Fuzy kemudian berpandangan bahwa ternyata dengan
apapun kemampuan dan keterampilan kita, hal apapun itu bisa kita capai jika
sungguh-sungguh mengingnkannya.
“Sebenarnya tahun 2018 sudah ikut. Namun, Fuzy merasa
sekali pada waktu itu persiapannya belum matang. Alhamdulillah mampu mendapat
juara harapan 1. Kemudian, ikut lagi di tahun 2019, dan ternyata dinobatkan
sebagai Duta Bahasa,” syukur Fuzy dengan kerendahan hatinya.
Hari yang kian malam kala itu membawa percakapan
semakin larut dalam suasana wawancara. Fuzy memperjelas jika kompetisis Duta
Bahasa yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Kalimantan Barat tersebut,
mekipun misalnya pada tahun sebelumnya sudah pernah ikut, pada tahun berikutnya
diperkenankan kembali kecuali yang pernah menduduki posisi tiga besar.
Ungkapan dramatis pun mulai dilontarkan, “Perjuangannya
panjang, tetesan keringat dan air mata itu pasti. Jadi, untuk teman-teman yang
mungkin masih belum cukup percaya diri, ayo berusaha. Lakukan apa yang bisa
dilakukan, gapailah mimpi setinggi-tingginya karena tidak ada yang mustahil
jika kita mau berusaha,” tutup Fuzy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar